Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Ini Dia! Tips Hidup Sehat Di Masa Pandemi

Hasil Wawancara bersama Narasumber: Mesra Rahayu, SKM., M.Kes.


Setelah melalui kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemerintah Kota Makassar kini tengah mencanangkan pola perilaku "New Normal" dengan menyertakan protokol kesehatan yang bertujuan memutus penyebaran COVID-19. Rencananya penerapan akan dilakukan dalam beberapa hari kedepan.


Dalam prakteknya, "New Normal" memberikan kelonggaran atas pembatasan sosial yang telah dilalui beberapa waktu lalu. Beberapa aktivitas secara perlahan akan kembali berjalan walaupun dengan batasan-batasan tertentu. Namun setidaknya, kegiatan ekonomi yang kemarin menjadi pokok persoalan, kini mulai kembali dilanjutkan. Para pengusaha kembali bisa beroperasi, pengendara ojol mulai menerima orderan penumpang, dan beberapa karyawan akan kembali ke kantor. Yah, walaupun dengan pola perilaku yang sama saat pemberlakuan PSBB kemarin.


Hidup berdampingan dengan corona. Mungkin itulah kata bapak Joko Widodo. Terlepas dari berbagai kontroversi latar belakang pemberlakuan kebijakan baru ini, saya telah merangkum perbincangan dengan kakanda Mesra Rahayu, SKM., M.Kes. Beliau merupakan Tenaga Kependidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin ( FKM UNHAS ) Makassar. Saat ini pun ia tengah melanjutkan studi doktoral di kampus yang sama.


Terkait pemberlakuan "New Normal", ia beranggapan bahwa penurunan kasus COVID-19 tetap menjadi prioritas.


"Patuhi protokol kesehatan dan kurangi aktivitas di luar rumah. Seluruh masyarakat tanpa terkecuali mesti berperan aktif dalam menurunkan kasus ini" ujarnya saat dihubungi via pesan instan pada Rabu, (27/5).


Tingkatkan Imunitas Tubuh dan Jaga Pola Hidup Sehat!


Mengingat vaksin untuk COVID-19 hingga kini belum ditemukan, kita benar-benar harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dari WHO. Meski dalam kondisi "New Normal", perilaku harus sama saat PSBB kemarin. Jaga jarak, kurangi aktivitas di luar, dan sediakan selalu Alat Pelindung Diri ( APD ).


Kak Mesra mengatakan, peranan APD dan sistem imun menjadi sangat penting. Konsumsi vitamin dan perbanyak olahraga dapat meningkatkan kualitas sistem kekebalan tubuh.


"Vitamin itu bisa juga dalam bentuk suplemen namun yang paling penting sebetulnya adalah buah dan sayur. Jangan lupa olah raga, dalam lingkungan rumah saja. Misalnya senam, lari-lari kecil. Jangan sampai stress, begadang, terlalu lama di depan hp atau laptop. Intinya bahagia dan nikmati hidup agar imun meningkat!"


Ia melanjutkan, olahraga secara signifikan dapat meningkatkan sistem imun dibanding orang yang tidak berolahraga. Sebaliknya orang yang banyak berbaring akan mengalami penurunan imun.


"Di beberapa hasil riset menyebutkan, olahraga secara signifikan dapat meningkatkan imun daripada orang yang tidak berolahraga. Hati-hati! Jika lebih banyak baring dibanding duduk dan berdiri, maka imun akan menurun. Karena sekresi gastik menurun, sirkulasi mineral dan elektrolit melambat, akibat pull gravitasi."


"Tidur larut malam menurunkan kinerja sirkadian dan imun. Harus seimbang tiga hal. Pertama latihan, kedua relaksasi, dan ketiga diet. Inilah yang disebut gaya hidup sehat. Khusus relaksasi biasanya kalau muslim itu tahajjud, kalau non muslim itu meditasi dan kalau masyarakat awam itu rekreasi." tambahnya.


Tips Memilih Vitamin Yang Baik


Dalam mengonsumsi vitamin, kita bisa memanfaatkan kandungan baik pada buah-buahan, sayuran, maupun suplemen makanan. Manakah yang lebih tepat untuk dikonsumsi? Menurut kak Mesra, dosis yang terkandung pada suplemen dapat melebihi kadar yang diperlukan tubuh. Jadinya nanti akan dibuang sia-sia. Jadi selain berdampak positif bagi ekonomi desa, kandungan vitamin juga dapat terpenuhi sesuai kebutuhan.


"Fokus pada buah dan sayuran. Karena ini dapat menghidupkan ekonomi desa. Kebutuhan vitamin C kita sehari cuma 60 mg. Sedangka dosis tinggi dipasaran mencapai 500 mg. Ini berlebihan dan nantinya dibuang percuma."


Sebaliknya, jika terpaksa mengonsumsi suplemen makanan, berhati-hatilah! Bagi jenis suplemen yang tidak larut air, berbahaya apabila dengan dosis yang tinggi. Hal ini termasuk untuk vitamin A. Sementara untuk vitamin B dan C tidak ada dampak jika berlebihan karena ia dibuang bersama air.


Selanjutnya, dalam mengonsumsi makanan bergizi juga perlu diperhatikan Angka Kecukupan Gizi. Ini tergantung dari usia dan jenis kelamin. Untuk menemukan acuan dari Angka Kecukupan Gizi, silahkan kawan-kawan "searching" sendiri yah! Hehe...


Orang Dengan Penyakit Penyerta dan Kaum Langsia Lebih Rentan


Bagi penyakit penyerta seperti gangguan pernapasan, hipertensi, DM, dan TBC mempunyai resiko yang tinggi. Oleh sebab itu, secara dini lakukanlah kontrol terhadap pemicu penyakit yang dimaksud.


"Semua penyakit yang mengganggu pernafasan berbahaya! Karena badai sitokin yang membuat gagal nafas. Maka, orang yang memiliki penyakit penyerta seperti DM, hypertensi, TBC, Asma, perlu melakukan kontrol ketat terhadap pemicu bawaan ini. Mereka tentu sudah dapat mengenalinya karena sudah terpapar edukasi sebelumnya."


Sementara orang dengan obesitas, selama belum mendapatkan gejala diabetes dan sistem imunnya baik, maka masih dapat dikategorikan sama dengan yang lain. Demikian jika kadar gula darah seseorang terkontrol dengan baik.


Selanjutnya, kak Mesra menerangkan bahwa langsia jika dibandingkan dengan anak-anak, mereka termasuk ke dalam kategori rentan terhadap COVID 19.


"Langsia lebih berisiko dibanding anak anak. Imun pada lansia lebih rendah, sementara pada anak anak imun masih on going."


Terakhir, kak Mesra sekali lagi menekankan agar tetap menggunakan Alat Pelindung Diri jika memang terpaksa keluar rumah. Karena sebenarnya yang bisa menghalangi virus masuk ke tubuh hanyalah masker, didukung dengan penerapan "social distancing", serta protokol kesehatan dari WHO. Sementara sistem imun hanya baru bekerja saat virus telah masuk ke dalam tubuh.


Demikianlah hasil perbincangan saya bersama dengan ibu dosen sekaligus aktivis yang aktif dalam berbagai komunitas ini. Semoga dapat memberikan gambara kepada kita tentang cara menekuni hidup sehat di masa menjelang penerapan "New Normal". Akhir kata, saya Ismail Naharuddin, mengucapkan waspada COVID-19 dan mulailah hidup sehat! Salam!

1 comment for "Ini Dia! Tips Hidup Sehat Di Masa Pandemi"

  1. Dokter Atika Dian Ariana, S.Psi., M.Sc. menegaskan urgensi menjaga kesehatan mental selama berkegiatan di tengah pandemi Covid-19, sehingga harus memperhatikan pola hidup seperti komitmen terhadap jadwal keseharian yang kita buat, pada link berikut terdapat beberapa tips terkait dengan menjaga kesehatan, khususnya kesehatan mental di masa pandemi: https://unair.ac.id/dosen-unair-berikan-tips-jaga-kesehatan-mental-di-masa-pandemi/

    ReplyDelete
Advertisement: Dapatkan Layanan Domain dan Hosting Murah!