Smartphone Ada Positif dan Negatifnya

Penulis: Isdahlia Majid

Hari demi hari zaman semakin berkembang mengikuti arus. Bapak bapak, ibu ibu, sampai anak anak merasa sangat bahagia jika mempunyai, Smartphone. Anak-anak semakin kecanduan dibuatnya hingga membuat mereka sering kali lupa dengan tugas tugas mereka. Semuanya dikarenakan oleh fitur-fitur aplikasi yang menarik.

Conto besar, saat saya asyik memainkan smartphone milik saya terkadang saya dipangil-panggil tapi tak menghiraukan mereka. Padahal saya memang mendengarkan mereka memangil saya. Apa lagi saat asyik membuka Whatsapp, hem... Langsung muncul rasa malas untuk bergerak.

Bukan hanya itu saja, terkadang saat mengantuk tiba, perasaan tepap mau buka Whatsapp, Facebook dan Instagram. Jadinya, perasaan yang tadinya mengantuk hilang. Mungkin itulah salah satu dampak negatif dari smartphone.

Sedangkan fositipnya, adalah: memudahkan kita dalam berkomunikasi, seperti saling memberi kabar, videocall, berbagi file, dan mengirim surat dengan cepat.

Karenah itulah surat kabar seolah tertinggal. Apa saja yang ingin kita baca tinggal dicari di smartphone kita.

Padahal dulu saat belum ada smartphone, hanya surat kabar lah sebagai sarana impormasi utama. Tapi seiring berkembangnya zaman, remaja semakin tergantung dengan smartphone.

Tak ketinggalan para disabilitas netra, seolah tak mau kalah. Contohnya saja, banyak di kalangan netra membuka usaha melalui aplikasi yang tersedia, seperti buka lafak, dan lain lainnya.

Dan tak jarang para disabilitas netra mengcari pengetahuan melalui Google dan Youtube serta saling bertukar kabar antara satu dengan yang lainya. Sehingga silaturahmi mereka bertambah, dan pengetahuan tentang negeri semakin luas.

Bakat-bakat terpendam yang dimiliki oleh para disabilitas netra semakin mudah tersalurkan. Banyak sekali di angtara mereka yang menjadi celegram. *** [Edited by Ismail]

Sekilas Tentang Penulis

Isdahlia Majid, atau Dahlia. Oleh sesama kawannya akrab disapa dahe'. Merupakan siswi tunanetra dari SLB A YAPTI Makassar. Lahir di Kabupaten Barru dan saat ini memulai untuk belajar menulis. Salah satu puisinya tentang ibu telah diterbitkan di laman resmi DPD PERTUNI Sulawesi Selatan.