Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Belajar Memberdayakan Kader Muda Dalam Lingkar Perjuangan Organisasi

Suatu malam, saya merencanakan kunjungan ke rumah kawan, yang kebetulan di sana telah berkumpul beberapa dari mereka. Sebelumnya, saya telah menerima ajakannya untuk bertandang di penghujung tahun 2021. Namun, dikarenakan cuaca yang tidak menentu, yang saat itu hari sedang diguyur hujan tanpa henti membuat saya enggan untuk bepergian dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu di rumah.

Gambar Pria Sedang Bercakap

Sebenarnya, ada satu urusan yang harus diselesaikan bersama dengan si kawan ini. Namun, pada akhirnya saya memutuskan untuk menundanya hingga esok hari. Saya pun teringat, di dalam periode kepengurusan yang baru saja terbentuk ini, ada satu amanah yang menurut saya tidak kalah penting untuk dilaksanakan. Karena ini menyangkut kualitas generasi pelanjut estafet perjuangan organisasi.

Sebut saja di dalam lingkar organisasi Persatuan Tunanetra Indonesia disingkat PERTUNI, Daerah Sulawesi Selatan. Formasi kepengurusan yang didominasi oleh kalangan pemuda ini memang terbentuk dengan harapan adanya pembinaan atau bimbingan dari mereka yang telah berkecimpung lama dan memakan berbagai pengalaman kepada pemuda yang baru bergabung. Dengan memasukkan mereka ke dalam susunan kepengurusan, tepatnya dalam bagian dari Biro-Biro yang kemudian dikepalai oleh mereka yang dinilai mampu menjalankan tupoksi yang dimaksud.

Demikian halnya dengan saya, pun harus menyesuaikan dengan idealisme organisasi di atas. Kebiasaan mengerjakan sesuatunya sendiri, yang bukan karena egoisme dan tak mempercayai kinerja kawan-kawan, tapi karena secara substansial posisi saya sebelumnya bersifat tunggal dan tak ada pos untuk mendelegasikan tugas seketika berputar 180 derajat. Selain kembali dipercayakan sebagai sekretaris, tanggung jawab kini bertambah melalui posisi Kepala Biro Pemberdayaan Cabang PERTUNI. Dengan anggota dari kalangan pemuda pula, merupakan tantangan baru bagi saya untuk mendampingi proses perkembangannya.

Seketika itu saya memutuskan untuk mengajaknya, yang disapa Bakri sebagai implementasi kaderisasi yang diharapkan. Sedikit demi sedikit, saya mulai memberikan gambaran mengenai organissasi PERTUNI, mekanisme dan hierarki kepemimpinannya. Ada keganjilan dalam benak saya tatkala mencoba memberikan gambaran walau hanya sepenggal. Lagi-lagi, ini adalah tantangan baru, yang sebenarnya bertolak belakang dengan karakter saya. Yang selama ini lebih banyak bertindak, hanya karena merasa kurang komunikatif.

Beruntung ia mudah memahami apa yang dijelaskan. Terduga, bekal dari sebagian kecil wawasannya tentang organisasi PERTUNI sangat membantu dari penjelasan saya. Kita hanya berbincang sedikit di tengah perjalanan ke lokasi tujuan keesokan harinya. Sedikit evaluasi, memberikan satu kesan positif bagi cikal bakal perjuangan di masa depan.

Belum masuk waktu dzuhur, kami berdua telah sampai di tujuan. Di sana telah berkumpul mereka yang kebetulan adalah sebagian dari kawan-kawan pengurus DPD PERTUNI Sulawesi Selatan. Setelah sedikit mencoba mencairkan suasana, saya kemudian mengarahkan Bakri untuk menyerahkan berkas yang ia pegang kepada Fajrin, PLT Ketua DPC PERTUNI Makassar. Awalnya kaku, tapi lama-lama akan terbentuk. Itu yang terlintas di atas kepala saya saat mendengarkan Bakri menyerahkannya sembari berkata; "Tabe', ini kak."

Sedikit celotehan dari kawan-kawan yang menyaksikan penyerahan berkesan formal itu. Pembawaan Bakri yang agaknya melankolis, membuat geli kawan-kawan lainnya dan sedikit merespon dengan celetupan; "Santai saja, pak Bakri!"

Tentu dari kawan-kawan lainnya, di mana pun berada ketika menyelam dalam sebuah kerja-kerja organisasi akan mengharapkan jalinan interaksi dengan kader-kader muda. Lebih dari itu, hubungan interpersonal nampaknya sangat menunjang etos kerja dari para personil. Hal itu setelah saya mendengarkannya dari beberapa pembicara dalam webinar dan artikel yang saya baca sebelumnya.

Pada akhirnya, Bakri pun bisa berbaur bersama dengan kawan-kawan sedikit demi sedikit. Alangkah baiknya jikalau suasana seperti ini tidak hanya berlangsung sekali ini saja. Pendekatan seperti ini nampaknya menarik untuk diteruskan hingga akhirnya benar-benar tercipta nuansa kekeluargaan dalam lingkup DPD PERTUNI Sulawesi Selatan di masa bakti yang berumur belia ini. Walaupun Bakri sempat meminta izin kembali lebih dulu, namun akhirnya ia mengurungkannya setelah kami membujuknya untuk berlama-lama lagi.

Harapan saya, semoga upaya memberdayakan para kader muda dalam putaran roda organisasi bisa menjadi satu gerakan yang bersinergi. Bidang-bidang khususnya di DPD PERTUNI Sulawesi Selatan bukan hanya satu, dan setiap mereka dipimpin oleh satu penanggung jawab untuk mengkoordinir para anggotanya. Yang terpenting adalah, komunikasi antar semuanya harus tetap berjalan. Saling berbagi, mengingatkan, dan mengarahkan adalah beberapa contoh konkrit dari komunikasi yang dimaksud.

Kita juga harus memaklumi, bahwa setiap orang memiliki konsep kerelawanannya masing-masing. Karena sebuah tuntutan hidup, maka seseorang mungkin tidak akan memiliki banyak kesempatan lagi untuk bergabung dalam dunia pergerakan. Apa lagi jika pergerakan yang sifatnya relawan. Akan ada tenaga yang bisa saja akan mangkir di tahun atau bulan depan. Maka dari itu, regenerasi sangat diperlukan untuk tetap menjaga konsistensi gerak organisasi. Apalagi terkhusus bagi kami sendiri, yang seyogianya baru saja memulai membangun kembali pergerakan yang sempat vakum.

Kalimat penutup untuk sesama pejuang pergerakan; "Mari saling rangkul, dan ciptakan jalur-jalur komunikasi positif demi generasi yang lebih baik!"

* Ismail Naharuddin

Post a Comment for "Belajar Memberdayakan Kader Muda Dalam Lingkar Perjuangan Organisasi"

Advertisement: Dapatkan Layanan Domain dan Hosting Murah!