Semua Berhak Atas Cinta

Penulis: Andi Zulfajrin Syam

Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia. Karena cinta begitu membangkitkan semangat di mana hukum manusia maupun fenomena alam tak mampu mengubah jalannya (Kahlil Gibran) .

Hidup tanpa cinta bagai pohon tanpa bunga dan buah. Cinta tanpa keindahan bagai bunga tanpa keharuman, pun bagaikan buah tanpa biji. Hidup, Cinta, dan Keindahan adalah tiga dalam satu kesatuan, yang tak bisa dipisahkan atau diubah, (Kahlil Gibran). Satu kata ini, “cinta” adalah suatu yang seolah tiada pernah usang akan masa, dan tiada pula sirnah dari cerita bahagia dan duka manusia.

Perasaan saling cinta merupakan sebuah kondisi pikiran dan alam bawah sadar manusia yang bersifat kontradiktif. Tidak begitu sukar untuk dipahami, tapi juga sekaligus mengandung berlaksa tanda tanya. Bagaimana cinta itu bermula dan mengapa ia dapat berakhir ataupun tetap bertahan? Seorang ahli psikologi cinta, James Drever mengungkapkan bahwa cinta memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Perasaan dan pola perilaku kedua pasangan terus berkembang seiring dengan kedewasaan hubungan.
2. Semakin lama hubungan, semakin dilandasi kedekatan emosional (intimacy), gairah (passion), dan komitmen.
3. Mampu menerima pasangan dengan apa adanya.
4. Dapat menghargai privacy dan keputusan pasangan.
5. Mampu menerima penolakan dari pasangan (yang penting orang yang dia cintai bahagia meski tidak bersama dengannya.

Ketika kita menelisik lebih dalam lagi pendapat yang disampaikan oleh James Drever di atas, kita dapat menarik benang merah, bahwa pada hakikatnya cinta itu adalah keterikatan perasaan dan keterkaitan gairah untuk menerima satu sama lain, dan adanya penghargaan terhadap setiap keputusan yang diambil oleh orang yang kita cinta, serta terbangunnya komitmen suatu hubungan antar dua insan. Tak peduli apapun dan bagaimanapun kondisi seseorang yang kita cintai. Maka tak heran bila kita sering mendengar pepatah, “love is blind”. Sebab bila cinta telah menelusuk ke jiwa, ia tak lagi melihat siapa dan bagaimana orang akan mencinta. Yang mereka tahu adalah bahagia bila bersama dengan orang yang dicintanya.

Seperti halnya yang dialami oleh gadis bernama Aya. Dirinya yang merupakan kekasih dari seorang disabilitas, merasa bahwa cinta tak memandang bagaimana keadaan seseorang, tapi cinta muncul karena perasaan nyaman bersamanya.

"Cinta bisa hadir dari kebiasaan yang sering kita lakukan bersama lawan jenis. Dan juga perasaan nyaman yang muncul ketika sedang saling bertukar pendapat," tulisnya dalam sebuah email sebagai jawaban dari wawancara penulis dengannya.

Dirinya pun membuka rahasia di balik awal perkenalannya dengan sang kekasih.

"Saya bisa jatuh cinta terhadap seorang disabilitas karena saya bisa merasa nyaman ketika awal pertama bertemu dan saling mengobrol. Dia juga orang yang ramah dan mau mempersilahkan orang lain untuk mengenalnya."

Sayangnya, kisah asmara yang dijalinnya tidaklah lepas dari berbagai pandangan yang bisa saja menyudutkan keduanya. Aya menyatakan perlakuan tersebut dapat muncul bahkan dari orang-orang terdekat.

"Secara pribadi, kita mungkin saja tidak mempermasalahkan keadaan dia. Tapi, yang menjadi masalah adalah terkadang kita seperti disindir dari pihak luar. Bahkan dari kalangan keluarga yang ragu akan nasib anaknya hidup bersama seorang disabilitas. Mungkin aneh bagi mereka karena bukan hal yang biasa terlihat."

"Semua yang kita miliki bukanlah atas kehendak kita. Semua ada batasannya, ada juga takarannya. Bukan kita yang membentuk sempurna. Kita hanya memolesnya. Teruntuk perempuan jangan pula saling merendahkan jangan juga menganggap keterbatasan orang yang kamu lihat sebagai kekurangan yang tidak sempurna sama sekali. Justru kesempurnaan bisa mereka dapatkan dengan keterbatasan mereka lewat prestasi, pun sebaliknya untuk laki- laki yang menganggap kaum hawa menjadi primadona yang kesempurnaannya 100%," tambahnya sebagai pesan untuk para pria dan wanita.

Pada akhirnya, Aya menyampaikan bahwa mencintai seorang disabilitas itu bukanlah hal yang harus dipermasalahkan hanya karena persoalan fisik belaka.

"Teruntuk kepada para orang tua, alangkah bijaknya untuk tidak serta merta menganggap seorang disabilitas tidak pantas untuk dicintai. Karena cinta memang tidaklah bertuan, bisa turun pada siapapun, yang kaya kepada yang tidak punya, yang cakep pada upik abu, bahkan disabilitas pada nondisabilitas."

Menutup tulisan ini, mari kita resapi dan renungkan ungkapan cinta yang indah dari Kahlil gibran...

Saat cinta memberimu isyarat, ikutilah dia

Meski jalan yang dilalui sulit dan curam

Dan ketika sayap-sayapnya mendekapmu, menyerahlah padanya

Walau pedang yang tersembunyi di antara ujung sayapnya bisa melukaimu

Dan saat dia bicara padamu, percayalah padanya

Meski suaranya dapat menghancurkan mimpi-mimpimu seperti angin utara menghempaskan sampah di kebunmu

Bahkan saat cinta memahkotaimu lalu menyalibmu

Bahkan saat ia membawamu tumbuh, ia juga memangkasmu

Bahkan saat ia mendaki ketinggianmu dan merengkuh cabang yang lemah dan gemetar di sinar matahari

Begitu pula ia turun ke akarmu dan mengguncang mercka dari cengkeraman tanah

Seperti ikatan-ikatan jagung ia mengumpulkanmu ke dalam dirinya

Ia mengupasmu untuk menelanjangimu. Ia menyaringmu untuk membebaskanmu dari sekam

Ia menggilingmu hingga putih. Ia mengadonimu hingga menjadi liat. Dan dimasukkannya dirimu ke dalam api sucinya, sehingga kau menjadi roti suci untuk pesta suci Tuhan

(Kahlil Gibran)

*** [Edited by Ismail]

Sekilas Tentang Penulis

Hai semua! Assalamu'alaikum. Kenalin saya, Fajrin. Hobi saya membaca apa saja, menulis apa saja, mendengarkan apa saja, termasuk mendengarkan suara hati sendiri dan suara hati orang lain. Cita-cita saya tidak muluk-muluk. Asal bisa bermanfaat bagi sesama, menjadi orang kaya, dan matinya masuk syurga. itu sudah alhamdulillah banget. Bagi kawan-kawan, yang ingin mengenal saya lebih dekat. Silahkan tanya sama orang tua atau kekasih saya ya, wassalam. #Fajrin #Motivasi #Perenungan

Share